Perkembangan Antena Tv

 

Antena TV dan Sejarah Perkembangannya

Televisi dan radio adalah barang elektronik yang sangat sering kita jumpai. Dalam satu rumah, minimal terdapat satu buah televisi di dalamnya. Dua benda tersebut adalah sarana penyalur informasi yang paling sering digunakan selain internet tentunya. 

Namun televisi dan radio tidak dapat bekerja sendirian. Untuk dapat berfungsi dengan baik, kedua alat elektronik ini memerlukan antena. Antena sendiri dapat berfungsi sebagai alat penyeimbang antara sistem pemancar dengan udara, juga antara ke sistem penerima. Antena TV dan antena radio di sini melakukan fungsi yang kedua yaitu penyeimbang antara udara dengan sistem penerima baik radio ataupun televisi.


Antena televisi sendiri adalah rangkaian kawat logam atau kabel yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat menyerap induksi listrik gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari stasiun pemancar misalnya stasiun televisi. Antena dapat berfungsi di mana saja karena antena bekerja baik di udara terbuka. Antena bahkan dapat bekerja di dalam air atau bawah tanah. Namun kualitas gelombang yang di dapat juga dapat dipengaruhi oleh letak antena. Semakin pas posisi antena dengan pancaran gelombang dari stasiun pemancar, semakin baik siaran yang dapat ditangkap antena. Antena TV secara spesifik didefinisikan sebagai penangkap gelombang elektromagnetik dari udara bebas kemudian dikonversi menjadi energi listrik. Oleh televisi, energi tersebut dikonversi kembali menjadi energi bunyi, cahaya, dan panas yang dapat kita nikmati di layar televisi sebagai tayangan TV.
Beberapa ilmuwan berperan dalam penemuan dan perkembangan antena. Heinrich Rudolf Hertz (22 Februari 1857 - 1 Januari 1894) seorang fisikawan Jerman menemukan pengiriman energi listrik nirkabel atau tanpa kabel. Beliau juga ilmuwan penemu gelombang radio dan berhasil memancarkannya. Beliau jugalah yang menemukan alat pemancar (transmitter) dan alat penerima (receiver) gelombang radio tersebut. Sedangkan untuk antena televisi, ditemukan oleh Hidetsugu Yagi seorang professor Jepang pada tahun 1925 ketika Beliau meneliti gelombang ultrashot. Namun penemuan Yagi sendiri tidak banyak mendapat dukungan dari negaranya. Justru negara-negara Amerika dan Eropa yang banyak menggunakan temuan Yagi ini, bahkan diantaranya digunakan sebagai dasar ilmu pembuatan radar. Baru pada tahun 1942 saat perang dunia II Jepang mengakui manfaat antena Yagi.
Saat ini antena Yagi telah banyak dimodifikasi sesuai kebutuhan. Ada antena konvensional, parabola dan antena digital. Antena digital sendiri marak diperdagangkan seiring dengan maraknya siaran televisi digital. Padahal pemikiran bahwa untuk menangkap siaran TV digital harus menggunakan antena digital sebenarnya tidak terlalu tepat. Antena konvensional atau antena biasa pun dapat menangkap siaran TV digital. Hal ini justru tergantung pada tuner televisi kita. Apakah televisi kita mempunyai dua tuner yaitu analog dan digital atau hanya analog saja. Sedangkan untuk antena digital memang dikhususkan untuk menangkap sinyal digital dengan bantuan DVB (Digital Video Broadcasting).


Kualitas program TV yang dapat kita nikmati tergantung pada beberapa faktor yaitu antena TV dan pesawat TV. Berbeda jenis antena dapat menjadi membedakan program dan jumlah program yang dapat dinikmati di layar televisi kita. Pengguna antena parabola misalnya, mereka dapat menyaksikan ratusan channel TV dari seluruh dunia. Biasanya channel-channel gratis banyak disiarkan untuk mempromosikan negara atau bran tertentu. Sedangkan untuk channel berbayar, kita perlu berlangganan televisi berbayar untuk dapat mengaksesnya.
Banyak program yang ditawarkan, berita, hiburan, film, musik dan beragam informasi lainnya. Semua dengan mudah dapat dinikmati dengan bantuan antena. Namun kita tetap harus cermat dalam menyortir acara apa yang patut ditonton untuk kita dan keluarga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Itu Cooler CPU

Fungsi Mode Pesawat

Sejarah Penemuan Wifi